Penyakit Parkinson merupakan salah satu dari gangguan neurologis yang paling umum dijumpai ,gangguan ini biasanya terjadi pada orang tua atau lansia (± 60 tahun) yang nantinya dapat menyebabkan kecacatan progresif yang sesungguhnya dapat diperlambat tetapi tetap saja tidak dapat dihentikan dengan pengobatan. Ada dua buah temuan neuropathologic utama dalam penyakit ini , yaitu hilangnya neuron dopaminergic yang memiliki pigmen dari substantia nigra pars compacta serta dengan adanya badan Lewyserta Lewyneurites.
Sabtu, 30 April 2016
Parkinson Disease (PD) atau Penyakit Parkinson
Parkinson Disease adalah penyakit yang ditemukan oleh Dr.
James Parkinson pada tahun 1817. Penyakit ini dikenal dengan gejala tremor saat
melakukan istrahat di salah satu sisi badan. Selain itu , ditandai juga dengan
terasa kesulitannya seseorang dalam memulai suatu gerakan serta terjadinya
kekakuan pada otot.
Penyakit Parkinson merupakan salah satu dari gangguan neurologis yang paling umum dijumpai ,gangguan ini biasanya terjadi pada orang tua atau lansia (± 60 tahun) yang nantinya dapat menyebabkan kecacatan progresif yang sesungguhnya dapat diperlambat tetapi tetap saja tidak dapat dihentikan dengan pengobatan. Ada dua buah temuan neuropathologic utama dalam penyakit ini , yaitu hilangnya neuron dopaminergic yang memiliki pigmen dari substantia nigra pars compacta serta dengan adanya badan Lewyserta Lewyneurites.
Penyakit Parkinson merupakan salah satu dari gangguan neurologis yang paling umum dijumpai ,gangguan ini biasanya terjadi pada orang tua atau lansia (± 60 tahun) yang nantinya dapat menyebabkan kecacatan progresif yang sesungguhnya dapat diperlambat tetapi tetap saja tidak dapat dihentikan dengan pengobatan. Ada dua buah temuan neuropathologic utama dalam penyakit ini , yaitu hilangnya neuron dopaminergic yang memiliki pigmen dari substantia nigra pars compacta serta dengan adanya badan Lewyserta Lewyneurites.
Badan Lewy ialah inklusi
eosinofilik intracytoplasmic yang sering dikenal dengan lingkaran cahaya
yang dapat dengan mudah dilihat dalam neuron yang berpigmen . Mereka berisikan
terpolimerisasi alpha-synuclein. Oleh karena itu , penyakit ini merupakan
synucleinopathy.
Adapun gejala yang dapat kita perhatikan terhadap
penyakit Parkinson ini diantaranya adanya getaran , penurunan secara perlahan
terhadap ketangkasan , penurunan pengayunan ada lengan di salah satu sisi yang
pertama kali terlibat , suara mengecil/lembut , pengekspresian wajah, mengalami
gangguan pada tidur , gerakan mata menjadi cepat , hilangnya atonia normal
selama tidur , tingkat rasa penciuma menurun , terjadinya gejala disfungsi
otonom yang isalnya menjadi sembelit , kelainan saat berkeringat , difungsi
seksual serta dermatitis seboroik , cepat merasa lelah , mengalami depresi atau
hedonia ,serta mulai adany keterlambatan dalam berpikir.
Tanda-tanda motorik yang dapat dilihat , misalnya tremor
istirahat di ekstremitas atas . Seiring waktu , pasien penyakit Parkinson ini
akan mengalami progresif bradikinesia , kekauan serta sulit dalam berpikir da
mengartikan sesuatu . Postur aksial akan menjadi semakin tertekuk dan langkah
kaki mejadi pendek serta akan terjadi penurunan keseimbangan (instabilitas
postural) serta adaya gejala non motor.
Salah satu penyebab terjadinya penyakit ini adalah
genetik ,hal ini menjadi penyebab utama terserangnya penyakit ini . Jika salah
satu dari anggota keluarga ada memiliki riayat penyakit ini , kemungkinan besar
ada untuk terserang penyakit ini . Selain itu ,usia juga mempengaruhi , ketika
usia semakin tua fungsi tubuh dalam memproduksi sel dopamin akan semakin
sedikit.
Beberapa
hal yang dapat dilakukan untuk pencegahan penyakit ini , diantaranya adalah
menghindari benturan yang keras yang bisa mengakibatka rusaknya neuron yang ada
di otak. Latihan fisik seperti berjalan di atas kerikil sambil posisi badan
membungkuk utuk menunda hypokinesia , selain itu jauhilah bahan kimia yang
beracun seperti pestisida , karbon monoksida dan bahan kimia lainnya yang dapat
meyebabkan kematian sel. Membatasi pengasupan vitamin B6 karena vitamin ini
meninggalkan efek Shidopa .
Dalam dunia klinis diperlukan
adanya penetapan berat ringannya suatu penyakit dalam hal ini digunakan stadium
klinis berdasarkan Hoehn and Yahr (1967) yaitu:
ü Stadium 1:
Gejala dan tanda pada satu sisi, terdapat gejala yang ringan, terdapat gejala
yang mengganggu tetapi menimbulkan kecacatan, biasanya terdapat tremor pada
satu anggota gerak, gejala yang timbul dapat dikenali orang terdekat (teman).
ü Stadium 2:
Terdapat gejala bilateral, terdapat kecacatan minimal, sikap/cara berjalan
terganggu.
ü Stadium 3:
Gerak tubuh nyata melambat, keseimbangan mulai terganggu saat berjalan/berdiri,
disfungsi umum sedang.
ü Stadium 4:
Terdapat gejala yang berat, masih dapat berjalan hanya untuk jarak tertentu,
rigiditas dan bradikinesia, tidak mampu berdiri sendiri, tremor dapat berkurang
dibandingkan stadium sebelumnya.
ü Stadium 5:
Stadium kakhetik (cachactic stage), kecacatan total, tidak mampu berdiri dan
berjalan walaupun dibantu.
Sampai saat ini belum dapat dinyatakan bahwasana penyakit ini dapat
diobati secara keseluruhan. Adapun pengobatan yang dilakukan bertujuan untuk
mengendalikan gejala serta memperlambat atau menghambat perkembangan penyakit
ini. Adapun obat yang digunakan adalh levodopa , madopar untuk menaikkan kadar
dopamine di otak. Selain itu ,ad sifrol , Jumex , dan juga artane yang bekerja
untuk mengatasi kerusakan dopamine dan membantu koordinasi kerja otot.
Kamis, 28 April 2016
Test DNA dengan Buccal Swab
DNA (Dexyribose Nucleic Acid) atau juga sering disebut asam nukleotida
ialah molekul hereditas yang berperan sebagai penyusun gen yang menurunkan
sifat. Dengan kata lain sebagai penerus informasi biologis induk kepada keturunannya.
DNA berangkai menjadi sebuah untain yang dikenal dengan komosom , dengan jumlah
46 , 22 pasang kromosom somatik dan 1 pasang kromosom sex. Banyak hal yang
membuat seseorang memutuskan untuk melakukan pegecekan DNA , diantaranya
permasalahan pribadi ataupun hukum seperti adopsi , masalah forensik , warisan
, dan sebagainya.
Untuk melakukan pengecekan terhadap DNA diperlukan ekstraksi DNA di mana yang dimaksud adalah sampel dari DNA tersebut. Dalam pelaksanaan tes DNA juga ada ang dikenal dengan tes paternitas dan tes maternitas. Tes paternitas untuk menentukan ayah biologis serang anak , sedangkan tes maternitas untuk menentukan apakah seorang wanita itu adalah sang ibu dari seorang anak. Sampel untuk pengamatan ini bisa di dapatkan melalui darah , kulit , sperma , sisa jaringan epitel dari ludah atau juga dinding mulut , kulit rambut dan beberapa bagian lainnya. Banyak orang melakukan tes DNA dengan pengambilan sampel menggunakan darah , tapi belakangan ini orang juga menggunakan teknik buccal swab . Buccal swab adalah swab pipi yang bisa di dapatkan dengan sederhana dan tanpa rasa sakit yang akan dirasakan . Hal ini dilakukan dengan cara penyeka bukkal yang akan digosokkan lembut di pipi bagian dalam mulut yang terambil nantinya adalah mukosa lapisan pipi. Mukosa pipi merupakan lapisan dengan bentuk squamosa yang merupakan pelindung dari sistem imun agar mikroba tidak masuk ke dalam tubuh. Teknik ini memiliki keakuratan yang sama jika dengan penggunaan sampel darah untuk pengecekan DNA.
Untuk melakukan pengecekan terhadap DNA diperlukan ekstraksi DNA di mana yang dimaksud adalah sampel dari DNA tersebut. Dalam pelaksanaan tes DNA juga ada ang dikenal dengan tes paternitas dan tes maternitas. Tes paternitas untuk menentukan ayah biologis serang anak , sedangkan tes maternitas untuk menentukan apakah seorang wanita itu adalah sang ibu dari seorang anak. Sampel untuk pengamatan ini bisa di dapatkan melalui darah , kulit , sperma , sisa jaringan epitel dari ludah atau juga dinding mulut , kulit rambut dan beberapa bagian lainnya. Banyak orang melakukan tes DNA dengan pengambilan sampel menggunakan darah , tapi belakangan ini orang juga menggunakan teknik buccal swab . Buccal swab adalah swab pipi yang bisa di dapatkan dengan sederhana dan tanpa rasa sakit yang akan dirasakan . Hal ini dilakukan dengan cara penyeka bukkal yang akan digosokkan lembut di pipi bagian dalam mulut yang terambil nantinya adalah mukosa lapisan pipi. Mukosa pipi merupakan lapisan dengan bentuk squamosa yang merupakan pelindung dari sistem imun agar mikroba tidak masuk ke dalam tubuh. Teknik ini memiliki keakuratan yang sama jika dengan penggunaan sampel darah untuk pengecekan DNA.
Langganan:
Postingan (Atom)