Reaksi pada sistem saraf otonom
Rabu, 18 Mei 2016
Mekanisme Rasa Lapar
Daerah hipotalamus yang
bersangkutan dengan respon makan dinamakan Appestat
/ Appetite Control System (ACS). ACS ini merupakan kontrol bersama terhadap
berat badan , suhu , tingkat aktivitas , siklus reproduksi wanita dan energi
yang tersedia untuk memutuskan berapa banayak makana yang diperlukan hari ini.
Melalui
nerus vagus , otak menerima informasi mengenai isi pencernaan dari usus dan
metabolisme zat-zat maknan pada hepar . Peninggian kadar glukosa setelah makan
menyebabkan penyampaian rangsang dari traktus solitarius pada nukleus serabut
vagus . Melalui nukleus saraf vagus ini informasi rangsangan ini diteruskan ke
hipotalamus dan komponen dari sitem limbic pada forebrain.
·
Nukleus Ventromedial Hipothalamus : Pusat rasa kenyang (Satiety System)
·
Nukleus Lateral Hipothalamus : Pusat rasa lapar (Feeding
System)
Rangsang pada hipothalamus
Reaksi pada sistem saraf otonom
Hipothalamus
Mensekresikan :
§
Neuro transmitter
§
Serotonin
§
Katekolanin (epinefrin , norepinefrin , dopamin)
§
Opiat endogenous
§
Neuropeptides (NPY/rasa lapar dan GLP-1/rasa
kenyang)
Pada bagian medial hipothalamus , Leptin mengaktifkan sel saraf Anoretic yang akan melepaskan
neuropeptide yang menekan apetite (POMC
, CRH , dan AGRP). Pada saat yang sama , Leptin akan menghambat kelompok
sel saraf lain yang sensitif terhadap
leptin yang disebut Orexigenic yang akan melepaskan neuropeptide yang mengatur apetite (NPY dan AGRP).
Kamis, 12 Mei 2016
Obesitas
Obesitas adalah
kelebihan lemak dalam tubuh, yang umumnya ditimbun dalam jaringan subkutan
(bawah kulit), sekitar organ tubuh dan kadang terjadi perluasan ke dalam
jaringan organnya . Obesitas merupakan keadaan yang menunjukkan ketidakseimbangan
antara tinggi dan berat badan akibat jaringan lemak dalam tubuh sehingga
terjadi kelebihan berat badan yang melampaui ukuran ideal (Sumanto, 2009). Terjadinya
obesitas lebih ditentukan oleh terlalu banyaknya makan, terlalu sedikitnya
aktivitas atau latihan fisik, maupun keduanya (Misnadierly, 2007).
Berdasarkan
kondisi selnya, kegemukan dapat digolongkan
Dalam beberapa
tipe (Purwati, 2001) yaitu :
1) Tipe Hiperplastik, adalah
kegemukan yang terjadi karena jumlah sel yang lebih banyak dibandingkan kondisi
normal, tetapi ukuran sel-selnya sesuai dengan ukuran sel normal terjadi pada
masa anak-anak.Upaya menurunkan berat badan ke kondisi normal pada masa
anak-anak akan lebih sulit.
2) Tipe Hipertropik, kegemukan ini terjadi
karena ukuran sel yang lebih besar dibandingkan ukuran sel normal. Kegemukan tipe
ini terjadi pada usia dewasa dan upaya untuk menurunkan berat akan lebih mudah
bila dibandingkan dengan tipe hiperplastik.
3) Tipe Hiperplastik dan
Hipertropik kegemukan tipe ini terjadi karena jumlah dan ukuran sel melebihi
normal. Kegemukan tipe ini dimulai pada masa anak - anak dan terus berlangsung sampai
setelah dewasa. Upaya untuk menurunkan berat badan pada tipe ini merupakan yang
paling sulit, karena dapat beresiko terjadinya komplikasi penyakit, seperti
penyakit degeneratif.
Berdasarkan penyebaran lemak
didalam tubuh, ada dua tipe obesitas yaitu:
a). Tipe buah apel (Adroid), pada
tipe ini ditandai dengan pertumbuhanlemak yang berlebih dibagian tubuh sebelah
atas yaitu sekitar dada, pundak, leher, dan muka. Tipe ini pada umumnya dialami
pria dan wanita yang sudah menopause. Lemak yang menumpuk adalah lemak jenuh.
b). Tipe buah pear (Genoid), tipe
ini mempunyai timbunan lemak pada bagian bawah, yaitu sekitar perut, pinggul,
paha, dan pantat. Tipe ini banyak diderita oleh perempuan. Jenis timbunan lemaknya
adalah lemak tidak jenuh
Langganan:
Postingan (Atom)