Minggu, 31 Juli 2016
Bronchitis
Bronchitis adalah suatu peradangan bronchioles, bronchus, dan trachea oleh berbagai sebab. Bronchitis biasanya lebih sering disebabkan oleh virus seperti rhinovirus, Respiratory Syncitial Virus (RSV), virus influenza, virus para influenza, dan Coxsackie virus. Bronchitis adalah suatu peradangan pada bronchus yang disebabkan oleh berbagai macam mikroorganisme baik virus, bakteri, maupun parasit.
ETIOLOGI
1. Bronkitis Akut
Penyebab bronkitis akut yang paling sering adalah virus seperti rhinovirus, respiratory sincytial virus (RSV), virus influenza, virus pada influenza, dan coxsakie virus.
2. Bronkitis kronis
Penyebab-penyebab bronkitis kronis misalnya asma atau infeksi kronik saluran nafas dan sebagainya. Faktor-faktor predisposisi dari bronkitis adalah alergi, perubahan cuaca, populasi udara dan infeksi saluran nafas atas kronik .
PATOFISIOLOGI
Bronkitis biasanya didahului oleh suatu infeksi saluran nafas bagian atas oleh virus dan infeksi bakteri sekunder oleh S. Pneumonia atau hemophilus influenza. Adanya bahan-bahan pencemar udara juga memperburuk keadaan penyakit begitu juga dengan menghisap rokok. Anak menampilkan batuk-batuk yang sering, kering tidak produktif dan dimulai berkembang berangsur-angsur mulai hari 3 – 4 setelah terjadinya rinitis.
Penderita diganggu oleh suara-suara meniup selama bernafas (ronki) rasa sakit pada dada dan kadang-kadang terdapat nafas pendek. Batuk-batuk proksimal dan penyumbatan oleh sekreasi kadang-kadang berkaitan dengan terjadinya muntah-muntah. Dalam beberapa hari, batuk tersebut akan produktif dan dahak akan dikeluarkan penderita dari jernih dan bernanah. Dalam 5 – 10 hari lendir lebih encer dan berangsur-angsur menghilang. Temuan-temuan fisik berbeda-beda sesuai dengan usia penderita serta tingkat penyakit. Pada mulanya anak tidak demam atau demam dengan suhu rendah serta terdapat tanda-tanda nasofaringtis. Infeksi konjungtiva dan rinitis. Kemudian auskultasi akan mengungkapkan adanya suara pernafasan bernada tinggi, menyerupai bunyi-bunyi pernafasan pada penyakit asma. Pada anak-anak dengan malnutrisi atau keadaan kesehatan yang buruk, maka otitis, sinusitis dan penumonia merupakan temuan yang sering dijumpai.
Kalori Basal , IMT dan Lingkar Pinggang
Berikut ini adalah cara pemeriksaan untuk menghitunng kalori basal :
Langkah 1 :
Menghitung Berat Badan Ideal
(BBI) berdasarkan rumus Brocca
yang dimodifikasi :
BBI = 90% (tinggi badan dalam cm – 100) x 1 kg
Untuk Pria dengan tinggi < 160
cm dan wanita < 150 cm,
menggunakan rumus :
BBI = (tinggi badan dalam cm – 100) x 1 kg
Langkah 2 :
Hitung kebutuhan kalori basal
berdasarkan jenis kelamin :
Pria : BBI x 30 kkal
Wanita : BBI x 25 kkal
Langkah 3 :
Tambahkan faktor aktivitas &
stress pada kebutuhan kalori basal :
Tambahkan 10 – 20 % pada aktivitas ringan
Tambahkan 20 – 30 % pada aktivitas sedang
Tambahkan 40 – 50 % pada aktivitas berat
Contoh Tabel
Klasifikasi Aktivitas Harian :
Aktifitas
Ringan
|
Aktifitas
Sedang
|
Aktifitas
Berat
|
Menyetir
(10%)
|
Bekerja
Rumah Tangga (20%)
|
Aerobik
(40%)
|
Mengajar
(20%)
|
Bersepeda
(30%)
|
|
Berjalan
(20%)
|
Bowling
(20%)
|
Panjat
tebing (50%)
|
Kerja
kantoran (10%)
|
Berjalan
cepat (30%)
|
Dansa
(40%)
|
Membaca
(10%)
|
Memancing
(20%)
|
Jogging
(40%)
|
Langkah 4 :
Mengurangi perhitungan kalori
basal pada kondisi kelebihan BB dan disesuaikan dengan usia, stres dan infeksi.
Klasifikasi penyesuaian perhitungan kalori berdasarkan usia, stres, infeksi dan
berat badan :
Kondisi Fisik
Koreksi
40 - 59 thn
|
-5%
|
60 - 69 thn
|
-10%
|
>
70 thn
|
-10%
|
BB
Lebih
|
-20%
|
BB
Kurang
|
20%
|
Stres
dan Infeksi
|
30%
|
Bentuk pemberian
kalori yaitu :
a.
Karbohidrat
:
merupakan
sumber energi yang penting. Setiapgram karbohidrat menghasilkan kurang lebih 4
kalori. Asupankarbohidrat di dalam diit sebaiknya berkisar 50%-60% dari kebutuhan
kalori, didapatkan dari nasi, sereal (karbohidratkompleks) atau gandum, gula
pasir (karbohidrat simpleks,syaratnya kurang dari 10 persen dari kebutuhan
kalori total).
b.
Lemak:
pemberian
lemak dapat mencapai 20% -40% dari total kebutuhan. Satu gram lemak
menghasilkan 9 kalori. Lemak memiliki fungsi antara lain sebagai sumber energi,
membantu absorbsi vitamin yang larut dalam lemak, menyediakan asam lemak
esensial, membantu dan melindungi organ-organ internal, membantu regulasi suhu
tubuh dan melumasi jaringan jaringan tubuh.
c.
Protein
(Asam Amino):
kebutuhan
protein adalah 0,8gr/kgbb/hari atau kurang lebih 10% dari total kebutuhan kalori.
Namun selama sakit kritis kebutuhan protein meningkat menjadi 1,2-1,5
gr/kgbb/hari atau 12-20 % kebutuhan kalori total yang didapatkan dari protein
hewani dan nabati.
PEMERIKSAAN
INDEKS MASSA TUBUH
Indeks massa
tubuh dapat ditentukan dengan cara mengukur berat dan tinggi badan pasien
terlebih dahulu. Setelah berat dan tinggi badan diketahui, indeks massa tubuh
dapat ditentukan, yaitu berat badan (dalam satuan kilogram) dibagi dengan
kuadrat tinggibadan (dalam satuan meter).
IMT Asia kg/(m)2
Underweight
|
< 18.5
|
Normoweight
|
18.5-22.9
|
Overweight
|
> 23
|
Pre-obese
|
23.0-24.9
|
Obese I
|
25.0-29.9
|
Obese II
|
> 30.0
|
PEMERIKSAAN
LINGKAR PINGGANG
Lingkar pinggang
adalah indikator tidak langsung jaringan lemakintra abdominal yang disebut
lemak viscera. Lingkar pinggangyang panjang berhubungan dengan resiko penyakit
diabetes tipe2, kadar kolesterol yang tinggi, hipertensi dan penyakit
kardiovaskular.
Cara
pemeriksaannya adalah :
Ø
Pasien
dalam posisi berdiri
Ø
Sebelum
melakukan pengukuran, abdomen harus dalam keadaan bebas/ relaksasi
Ø
Diukur
lingkar perut dari pertengahan antara arcus costa kanan dengan crista iliaca
kanan secara horizontal pada akhir ekspirasi normal. Pengukuran dilakukan
dengan menggunakan meteran kain.
Kriteria lingkar pinggang
South
Asians
Male > 90 cm
Female > 80 cm
Jumat, 29 Juli 2016
Histologi Lidah
Lidah adalah organ berotot di rongga mulut . Bagian tengah lidah terdiri atas jaringan ikat dan berkas-berkas serat otot rangka. Penyebaran dan orientasi masing-masing serat otot rangka lidah yang acak memungkinkan lidah bergerak bebas selama mengunyah , menelan dan berbicara.
Papila
Epitel permukaan dorsal lidah tidak teratur dan kasar karena adanya banyak tonjolan atau proyeksi yang disebut papila. Papila ini teridentasi oleh jaringan ikat di bawahnya yaitu lamina proparia . Semua papila lidah dilapisi oleh epitel berlapis gepeng yang memperlihatkan keratinisasi parsial atau inkomplit. Sebaliknya , epitel permukaan ventral lidah tampak licin.
Ada empat jenis papila di lidah , yaitu ;
1. Papila Filiformis , papila terbanyak dan terkecil di permukaan lidah dengan bentuk kerucut lancip. Papila ini menutupi seluruh permukaan dorsal lidah.
2. Papila Fungiformis , yang lebih sedikit namun lebih besar , tinggi , dan lebar daripada papila filiformis. Papila ini berbentuk seperti jamur dan lebih banyak di bagian anterior lidah . Papila ini terselip di antara papila filiformis.
3. Papila Sirkumvalata , jauh lebih besar daripada papila fungiformis atau filiformis dan berjumlah 8 sampai 12 buah , terletak di daerah posterior lidah. Papila ini memiliki ciri khas yaitu dikelilingi secara sempurna oleh sulkus dalam . Banyak duktus ekskretorius dan kelenjar serosa di baahnya , terletak di dalam jaringan ikat , bermuara ke dalam dasar sulkus.
4. Papila Foliata , berkembang baik pada hewan tertentu , tetapi rudimenter atau kurang berkembang pada manusia.
Kamis, 28 Juli 2016
Fungsi Utama Kulit
Kulit berkontak langsung dengan lingkungan luar. Akibatnya , kulit melakukan banyak fungsi penting , yang sebagian besar bersifat protektif.
Perlindungan
Epitel berlapis dengan lapisan tanduk melindungi permukaan tubuh terhadap abrasi mekanik dan membentuk sawar fisik terhadap patogen atau mikroorganisme asing. Karena adanya lapisan glikolipid di antara sel-sel stratum granulosum, epidermis juga tidak permeabel terhadap ar. Lapisan ini juga mencegah hilangnya cairan tubuh melalui dehidrasi. Peningkatan sintesis pigmen melanin melindungi kulit dari radiasi ultraviolet.
Regulasi Suhu
Latihan fisik atau lingkungan yang panas meningkatkan proses berkeringat. Mekanisme ini memungkinkan hilangnya sebagian panas tubuh melalui penguapan keringan dari permukaan kulit. Selain berkeringat , termoregulasi uga mengakibatkan dilatasi pembuluh darah untuk memungkinkan aliran darah maksimum ke kulit. Fungsi ini juga meningkatkan pengeluaran panas. Sebaliknya , di daerah dingin , panas tubuh dipertahankan dengan konstriksi pembuluh darah dan penurunan aliran darah ke kulit.
Persepsi Sensorik
Kulit adalah organ sensorik bagi lingkungan luar. Banyak ujung saraf sensorik terbungkus dan bebas di dalam kulit berespons tehadap suhu (panas dan dingin) , sentuhan , nyeri dan tekanan.
Ekskresi
Melalui pembentukan keringat oleh kelenjar keringat , air , larutan garam , urea dan produk sisa bernitrogen dapat diekskresikan melalui permukaan kulit.
Pembentukan Vitamin D
Bila kulit terpapar sinar ultaviolet dari matahari , akan terbentuk vitamin D dan molekul prekursor yang di sintesis di dalam epidermis. Vitamin D diperlukan untuk absorpsi kalsium dari mukosa usus dan metabolisme mineral yang memadai.
Kamis, 21 Juli 2016
Histologi Tulang Rawan
Tulang rawan
(cartilago) adalah bentuk khusus jaringan ikat yang juga berasal dari mesenkim.
Serupa dengan jaringan ikat, tulang rawan terdiri atas sel dan matriks
ekstraselular yang terdiri dari serat jaringn ikat dan substantia
fundamentalis. Berbeda dari jaringan ikat , tulang rawan bersifat nonvaskular
dan menerima makanan dengan difusi melalui matriks ekstraselular.Tulang rawan
terutama terdiri dari sel yang disebut kondrosit dan kondroblas yang
menyintesis matriks ekstraselular.
Jenis Tulang Rawan
Tulang
Rawan Hialin
Adalah jenis
yang paling banyak ditemukan . Pada embrio , tulang rawan hialin berfungsi
sebagai model kerangka bagi kebanyakan tulang . Seiring dengan pertumbuhan ,
model tulng rawan secara bertahap diganti dengan tulang melalui proses yang
disebut osifikasi endokondral. Pada orang dewasa , kebanyakan model tulang
rawan hialin telah diganti dengan tulang , kecuali tulang rawan permukaan sendi
, ujung iga , hidung , laring , trakea , serta di bronki. Di sini , tulang
rawan hialin menetap seumur hidup dan tidak mengalami penulangan.
Tulang
Rawan Elastik
Serupa dengan
tulang rawan hialin , namun memiliki lebih banyak serat elastik bercabang di
dalam matriksnya. Tulang raan elastik bersifat sangat lentur dan terdapat di
telinga luar , dinding tuba auditorius, epiglotis , dan laring.
Fibrokartilago
Ditandai oleh
adanya berkas-berkas serat kolagen kasar yang padat dan tidak teratur dalam
jumlah besar. Berbeda dengan tulang rawan hialin dan elastik , fibrokartilago
terdiri atas lapisan matriks tulang rawan diselingi lapisan sera kolagen tipe I
padat. Serat kolagen ini berorientasi sesuai arah tegangan fungsional .
Distribusi fibrokartilago di tubuh terbatas dan ditemukan di diskus
intervertebralis , simfisis pubis , dan sendi tertentu.
Selasa, 19 Juli 2016
Osteoporosis
Osteoporosis, yang ditandai dengan berkurangnya kekuatan tulang, menyerang terutama wanita pasca menopause, tetapi dapat pula menyerang laki-laki dan wanita, terutama usia tua, lainnya yang mempunyai faktor risiko maupun penyakit yang dapat menyebabkan osteoporosis.
Osteoporosis mempunyai arti klinis ketika timbul rasa sakit ataupun fraktur yang diakibatkan oleh penyakit ini. Di beberapa negara, osteoporosis telah menjadi penyakit metabolisme tulang yang utama. Di negara lainnya, seiring dengan meningkatnya harapan hidup dan perubahan pola gaya hidup, mayoritas masyarakat akan dihadapkan dengan masalah osteoporosis ini.
Beberapa penyebab osteoporosis, yaitu:
1. Osteoporosis pascamenopause terjadi karena kurangnya hormon estrogen (hormon utama pada wanita), yang membantu mengatur pengangkutan kalsium kedalam tulang. Biasanya gejala timbul pada perempuan yang berusia antara 51-75 tahun, tetapi dapat muncul lebih cepat atau lebih lambat. Hormon estrogen produksinya mulai menurun 2-3 tahun sebelum menopause dan terus berlangsung 3-4 tahun setelah menopause. Hal ini berakibat menurunnya massa tulang sebanyak 1-3% dalam waktu 5-7 tahun pertama setelah menopause.
2. Osteoporosis senilis kemungkinan merupakan akibat dari kekurangan kalsium yang berhubungan dengan usia dan ketidakseimbangan antara kecepatan hancurnya tulang (osteoklas) dan pembentukan tulang baru (osteoblas). Senilis berarti bahwa keadaan ini hanya terjadi pada usia lanjut. Penyakit ini biasanya terjadi pada orang-orang berusia diatas 70 tahun dan 2 kali lebih sering menyerang wanita. Wanita sering kali menderita osteoporosis senilis dan pasca menopause.
3. Kurang dari 5% penderita osteoporosis juga mengalami osteoporosis sekunder yang disebabkan oleh keadaan medis lain atau obat-obatan. Penyakit ini bisa disebabkan oleh gagal ginjal kronis dan kelainan hormonal (terutama tiroid, paratiroid, dan adrenal) serta obat-obatan (misalnya kortikosteroid, barbiturat, anti kejang, dan hormon tiroid yang berlebihan). Pemakaian alkohol yang berlebihan dan merokok dapat memperburuk keadaan ini.
4. Osteoporosis juvenil idiopatik merupakan jenis osteoporosis yang penyebabnya tidak diketahui. Hal ini terjadi pada anak-anak dan dewasa muda yang memiliki kadar dan fungsi hormon yang normal, kadar vitamin yang normal, dan tidak memiliki penyebab yang jelas dari rapuhnya tulang.
Tulang manusia terdiri atas 15% tulang trabekular dan 85% tulang kortikular. Tulang tidak hanya berfungsi sebagai stabilitator, tetapi juga sebagai cadangan kalsium, fosfat, magnesium, natrium, kalium, laktat, dan sitrat. Kalsium merupakan mineral yang sangat penting bagi tubuh. Bila terjadi kekurangan kalsium tubuh, kadar kalsium dapat dipertahankan stabil melalui mobilisasi kalsium dari tulang.
Tulang mengalami proses resorpsi dan formasi secara terus menerus yang disebut sebagai remodelling tulang. Proses remodelling tulang merupakan proses mengganti tulang yang sudah tua atau rusak, diawali dengan resorpsi atau penyerapan tulang oleh osteoklas dan diikuti oleh formasi atau pembentukan tulang oleh osteoblas.
Proses remodelling diawali dengan pengaktifan osteoklast oleh sitokin tertentu. Sitokin yang berasal dari monosit-monosit dan yang berasal sel-sel osteoblast (sel induk) itu sendiri sangat berperan pada aktivitas osteoklas. Estrogen mengurangi aktivitas osteoklas, sedangkan bila kekurangan estrogen meningkatkan aktivitas osteoklas. Enzim proteolitik, seperti kolagen membantu osteoklas dalam proses pembentukkan tulang.
Pada tahap resorpsi, osteoklas bekerja mengkikis permukaan daerah tulang yang perlu diganti. Proses resorpsi ini ditandai dengan pelepasan berbagai metabolit yang sebagian dapat dipergunakan sebagai pertanda (marker) untuk menasah tingkat proses dinamisasi tulang. Pada proses pembentukkan osteoblast mulai bekerja. Sel yang berasal dari sel mesenhim ini menyusun diri pada daerah permukaan berongga dan membentuk matriks baru (osteosid) yang kelak akan mengalami proses mineralisasi melalui pembentukkan kalsium hidroksiapetit dan jaringan matrik kolagen.
Dalam proses pembentukan tulang, hal yang sangat penting adalah koordinasi yang baik antara osteoklas, osteoblas, dan sel-sel endotel. Selama sistem ini berada dalam keseimbangan, pembentukkan dan penghancuran tulang akan selalu seimbang. Pada usia reproduksi, di mana fungsi ovarium masih baik, terdapat keseimbangan antara proses pembentukkan tulang (osteoblas) dan proses laju pergantian tulang (osteoklas) sehingga tidak timbul pengeroposan tulang. Namun, ketika memasuki usia klimakterium,keseimbangan antara osteoklas dan osteobals mulai mengalami gangguan, fungsi osteoblas mulai menurun dan pembentukkan tulang baru pun berkurang, sedangkan osteoklas menjadi hiperaktif dan dengan sendirinya penggantian tulang berlangsung sangat cepat (high turnover). Aktivitas osteoklas ditandai dengan terjadinya pengeluaran hidroksiprolin dan piridinolin crosslink melalui kencing, serta asam fosfat dalam plasma. Hormon paratiroid dan 1,25 (OH)2 vitamin D3 mengaktifkan osteoklas sedangkan kalsitonin dan estradiol menghambat kerja osteoklas. Resopsi tulang menyebabkan mobilisasi kalsium dan hal ini menyebabkan berkurangnya sekresi hormon paratiroid akibatnya pembentukkan 1,25 (OH)2 vitamin D3 serta resorpsi kalsium oleh usus berkurang.
Minggu, 17 Juli 2016
Leukemia
Leukemia pertama kali dijelaskan oleh Virchow sebagai “darah putih” pada tahun 1874, adalah penyakit neoplastik yang ditandai dengan diferensiasi dan proliferasi sel induk hematopoetik. Leukemia adalah suatu keganasan yang berasal dari perubahan genetik pada satu atau banyak sel di sumsum tulang. Pertumbuhan dari sel yang normal akan tertekan pada waktu sel leukemia bertambah banyak sehingga akan menimbulkan gejala klinis.Keganasan hematologik ini adalah akibat dari proses neoplastik yang disertai gangguan diferensiasi pada berbagai tingkatan sel induk hematopoetik sehingga terjadi ekspansi progresif kelompok sel ganas tersebut dalam sumsum tulang, kemudian sel leukemia beredar secara sistemik.
Pada keadaan normal, sel darah putih berfungsi sebagai pertahanan tubuh terhadap infeksi. Sel ini secara normal berkembang sesuai perintah, dapat dikontrol sesuai dengan kebutuhan tubuh. Leukemia meningkatkan produksi sel darah putih pada sumsum tulang yang lebih dari normal. Mereka terlihat berbeda dengan sel darah normal dan tidak berfungsi seperti biasanya. Sel leukemi memblok produksi sel darah normal, merusak kemampuan tubuh terhadap infeksi. Sel leukemi juga merusak produksi sel darah lain pada sumsum tulang termasuk sel darah merah dimana sel tersebut berfungsi untuk menyuplai oksigen pada jaringan.
Analisis sitogenik menghasilkan banyak pengetahuan mengenai aberasi kromosomal yang terdapat pada pasien dengan leukemia. Perubahan kromosom dapat meliputi perubahan angka, yang menambahkan atau menghilangkan seluruh kromosom, atau perubahan struktur termasuk translokasi (penyusunan kembali), delesi, inversi dan insersi. Pada kondisi ini, dua kromosom atau lebih mengubah bahan genetik, dengan perkembangan gen yang berubah dianggap menyebabkan mulainya proliferasi sel abnormal.
Leukemia terjadi jika proses pematangan dari stem sel menjadi sel darah putih mengalami gangguan dan menghasilkan perubahan ke arah keganasan. Perubahan tersebut seringkali melibatkan penyusunan kembali bagian dari kromosom (bahan genetik sel yang kompleks). Translokasi kromosom mengganggu pengendalian normal dari pembelahan sel, sehingga sel membelah tidak terkendali dan menjadi ganas. Pada akhirnya sel-sel ini menguasai sumsum tulang dan menggantikan tempat dari sel-sel yang menghasilkan sel-sel darah yang normal.
Pada keadaan normal, sel darah putih berfungsi sebagai pertahanan tubuh terhadap infeksi. Sel ini secara normal berkembang sesuai perintah, dapat dikontrol sesuai dengan kebutuhan tubuh. Leukemia meningkatkan produksi sel darah putih pada sumsum tulang yang lebih dari normal. Mereka terlihat berbeda dengan sel darah normal dan tidak berfungsi seperti biasanya. Sel leukemi memblok produksi sel darah normal, merusak kemampuan tubuh terhadap infeksi. Sel leukemi juga merusak produksi sel darah lain pada sumsum tulang termasuk sel darah merah dimana sel tersebut berfungsi untuk menyuplai oksigen pada jaringan.
Analisis sitogenik menghasilkan banyak pengetahuan mengenai aberasi kromosomal yang terdapat pada pasien dengan leukemia. Perubahan kromosom dapat meliputi perubahan angka, yang menambahkan atau menghilangkan seluruh kromosom, atau perubahan struktur termasuk translokasi (penyusunan kembali), delesi, inversi dan insersi. Pada kondisi ini, dua kromosom atau lebih mengubah bahan genetik, dengan perkembangan gen yang berubah dianggap menyebabkan mulainya proliferasi sel abnormal.
Leukemia terjadi jika proses pematangan dari stem sel menjadi sel darah putih mengalami gangguan dan menghasilkan perubahan ke arah keganasan. Perubahan tersebut seringkali melibatkan penyusunan kembali bagian dari kromosom (bahan genetik sel yang kompleks). Translokasi kromosom mengganggu pengendalian normal dari pembelahan sel, sehingga sel membelah tidak terkendali dan menjadi ganas. Pada akhirnya sel-sel ini menguasai sumsum tulang dan menggantikan tempat dari sel-sel yang menghasilkan sel-sel darah yang normal.
Sabtu, 16 Juli 2016
Gout Arthritis
Gout adalah bentuk inflamasi arthritis kronis, bengkak dan nyeri yang paling sering di sendi besar jempol kaki. Namun, gout tidak terbatas pada jempol kaki, dapat juga mempengaruhi sendi lain termasuk kaki, pergelangan kaki, lutut, lengan, pergelangan tangan, siku dan kadang di jaringan lunak dan tendon. Biasanya hanya mempengaruhi satu sendi pada satu waktu, tapi bisa menjadi semakin parah dan dari waktu ke waktu dapat mempengaruhi beberapa sendi. Gout merupakan istilah yang dipakai untuk sekelompok gangguan metabolik yang ditandai oleh meningkatnya konsentrasi asam urat
(hiperurisemia).
Asam urat merupakan senyawa nitrogen yang dihasilkan dari proses katabolisme purin baik dari diet maupun dari asam nukleat endogen (asam deoksiribonukleat). (Syukri, 2007). Gout dapat bersifat primer, sekunder, maupun idiopatik. Gout primer merupakan akibat langsung pembentukan asam urat tubuh yang berlebihan atau akibat penurunan ekskresi asam urat. Gout sekunder disebabkan karena pembentukan asam urat yang berlebihan atau ekskresi asam urat yang berkurang akibat proses penyakit lain atau pemakaian obat-obatan tertentu sedangkan gout idiopatik adalah hiperurisemia yang tidak jelas penyebab primer, kelainan genetik, tidak ada kelainan fisiologis atau anatomi yang jelas.
Penurunan urat serum dapat mencetuskan pelepasan kristal monosodium urat dari depositnya dalam tofi (crystals shedding). Pada beberapa pasien gout atau dengan hiperurisemia asimptomatik kristal urat ditemukan pada sendi metatarsofalangeal dan patella yang sebelumnya tidak pernah mendapat serangan akut. Dengan demikian, gout ataupun pseudogout dapat timbul pada keadaan asimptomatik. Pada penelitian penulis didapat 21% pasien gout dengan asam urat normal. Terdapat peranan temperature, pH, dan kelarutan urat untuk timbul serangan gout. Menurunnya kelarutan sodium urat pada temperature lebih rendah
pada sendi perifer seperti kaki dan tangan, dapat menjelaskan mengapa kristal monosodium urat diendapkan pada kedua tempat tersebut.
Predileksi untuk pengendapan kristal monosodium urat pada metatarsofalangeal-1 (MTP-1) berhubungan juga dengan trauma ringan yang berulang-ulang pada daerah tersebut.(Putra, 2009) Penelitian Simkin mendapatkan bahwa kecepatan difusi molekul urat dari ruang synovial kedalam plasma hanya setengah kecepatan air. Dengan demikian, konsentrasi urat dalam cairansendi seperti MTP-1 menjadi seimbang dengan urat dalam plasma pada siang hari selanjutnya bila cairan sendi diresorpsi waktu berbaring, akan terjadi peningkatan kadar urat local. Fenomena ini dapat menerangkan terjadinya awitan atau onset gout akut pada malam hari pada sendi yang bersangkutan. Keasaman dapat meninggikan nukleasi urat in vitro melalui pembentukan dari protonated solid phase. Walaupun kelarutan sodium urat bertentangan terhadap asam urat, biasanya kelarutan ini meninggi, penurunan pH dari 7,5 menjadi 5,8 dan pengukuran pH serta kapasitas buffer pada sendi dengan gout, gagal untuk menentukan adanya asidosis. Hal ini menunjukkan bahwa perubahan pH secara akut tidak signifikan mempengaruhi pembentukan kristal monosodium urat pada sendi.
Jumat, 15 Juli 2016
Pemeriksaan Patologi Anatomi
Pemeriksaan patologi anatomi adalah pemeriksaan morfologi tumor , meliputi pemeriksaan makroskopi dan mikroskopi. Bahan untuk pemeriksaan PA dapat dieroleh dari biopsi tumor padat atau dari spesimen operasi.
Ada beberapa cara biopsi yyang
sering dilakukan , yaitu :
Biopsi
Tertutup
1.
Biopsi aspirasi dengan jarum (Needle Aspiration Biopsy) , yaitu
mengambil sebagian kecil jaringan tumor padat dengan cara disedot menggunakan
jarum yang ditusukkan kedalam jaringan tumor. Bila lesi atau masa tumor yang
direncanakan untuk dilakukan biopsi tidak dapat di raba biasanya biopsi aspirasi
membutuhkan tuntunan (guiding) pemeriksaan imaging seperti ultrasonografi ,
mamografi atau CT scan.
2.
Biopsi endoskopi , yaitu mengambil sebagian
kecil jaringan tumor dengan menggunakan alat endoskopi.
Keuntungan
biopsi tertutup ini adalah sedikit invasif , tidak meninggalkan skar , bisa di
lakukan di tempat praktek dokter jika tidak membutuhkan guiding imaging .
Kerugian biopsi ini adalah sampel jaringan yang diambil biasanya sedikit sehingga
bisa terjadi false negatif.
Biopsi
Terbuka
1.
Biopsi insisi , aitu mengambil sebagian kecil
jaringan tumor padat dengan menggunakan pisau bedah. Keuntungan biopsi ini
adalah jaringan tumor yang diambil untuk pemeriksaan lebih banyak , sehingga
kemungkinan false negatif lebih kecil. Kerugiannya , lebih infasive ,
menyisakan jaringan parut (skar) , butuh aktu untuk recovery.
2.
Biopsi eksisi (biopsi in toto) , yaitu mengambil
seluruh tumor secara eksisi . Untuk tumor jinak , tindakan ini sekaligus
sebagai terapi . Keuntungannya disamping mengambil contoh jaringan biopsi ini
juga sekaligus sebagai terapi. Kerugiannya seperti biopsi insisi di tambah lagi
ada jaringan sehat yang terangkat yang dikenal sebagai margin,
Setelah bahan
sediaan PA diperoleh , selanjutnya diproses melalui beberapa cara agar dapat dipotong
sangat halus. Proses tersebut antara lain : sediaan beku (vries coupe) , paraffine black , plastic
coupe , dll dan dilakukan pengecatan sesuai tujuan pemeriksaan.
Pemeriksaan PA
sangat penting dalam menentukan jenis tumor padat , dan selanjutnya akan sangat
berguna untuk menentukan tindakan terapi apa yang akan diberikan kepada pasien.
Kamis, 14 Juli 2016
Mata : Penglihatan
Sinar adalah
suatu bentuk radiasi elektromagnetik , dengan sinar tampak hanya membentuk
suatu pita di dalam spektrum elektromagnetik keseluruhan.
Mata mengandung
fotoresptor peka-sinar ang esensial bagi penglihatan yaitu , sel batang dan sel
kerucut yang ditemukan di lapisan retinanya.
Berikut ini
adalah komponen utama mata :
1. Badan siliaris , turunan khusus di
anterior lapisan koroid; membentuk cincin melingkari tepi luar lensa. Berfungsi
menghasilkan cairan aqueous dan mengandung otot siliaris.
2. Cairan aqueous , rongga anterior antara
kornea dan lensa. Fungsi : cairan encer
jernih yang terus menerus dibentuk dan membaa nutrien bagi kornea mata dan
lensa.
3. Cairan vitreous , ada pada antara lensa
dan retina. Fungsi: bahna setengah cair mirip gel yang mempertahankan bentuk
bulat mata.
4. Diskus optikus
5. Fovea , bagian di tepat tengah retina .
Fungsi: daerah dengan ketajaman tertinggi.
6. Iris , cincin otot yang berpigmen dan
terlihat di dalam cairan aqueous. Fungsi : Mengubah ukuran pupil dengan
kontraksi bervariasi ; berperan dalam warna mata.
7. Kornea , lapisan jernih anterior paling
luar mata . Berperan paling besar dalam kemampuan refraksi mata.
8. Koroid , laisan tengah mata. Berpigmen
untuk mencegah pembuyaran berkas sinar di mata , mengandung pembuluh darah yang
memberi makan retina ; di sebelah anterior membentuk badan siliaris dan iris.
9. Lensa , antara cairan aqueous dan cairan vitreous;
melekat ke otot siliaris oleh ligamentum suspensorium. Berperan dalam variasi
kemampuan refraksi selama akomodasi.
10.Ligamentum suspensorium , terletak
antara otot siliaris dan lensa . Penting dalam akomodasi.
11.Makula lutea , daerah tepat di sekitar
fovea. Memiliki ketajaman tinggi karena banyak mengandung sel kerucut.
12.Otot siliaris , komponen otot sirkular
pada korpus siliaris ; melekat ke lensa melalui ligamentum suspensorium.
Penting dalam akomodasi.
13. Pupil , lubang bundar di anterior di
tengah iris. Fungsi : mengatur jumlah cahaya yang masuk ke mata.
14.Retina , lapisan terdalam mata.
Mengandung fotoreseptor (sel kerucut dan sel batang)
15.Saraf optikus , letaknya keluar dari
mata di diskus optikus (bintik buta). Merupakan bagian pertama jalur penglihatan
ke otot.
16.Sel batang , fotoresptor di lapisan
terluar retina. Berperan dalam penglihatan hitam-putih dan malam serta memiliki
sensitivitas tinggi.
17.Sel bipolar , lapisan tengah sel saraf
di retina. Penting daam pemroresan rangsangan cahaya di retina.
18.Sel ganglion , lapisan dalam sel-sel
saraf di retina. Penting dalam pemoresan rangsangan cahaya di retina ;
membentuk saraf optikus.
19.Sel kerucut , fotoreseptor di lapisan
terluar retina. Berperan dalam ketajaman penglihatan, penglihatan warna , dan
penglihatan siang hari.
20.Sklera , lapisan luar mata yang kuat.
Selubung jaringan ikat protektif , ; membentuk bagian putih mata yang terlihat
; di sebelah anterior membentuk kornea.
21.Titik buta , titik di retina sedikit ke
tepi tempat keluarnya saraf optikus ; tidak mengandung fotoreseptor . Merupakan
jalan keluar saraf optikus dan pembuluh darah.
Telinga : Pendengaran
Telinga melakukan dua fungsi yang tidak berkaitan :
1. Pendengaran
, yang melibatka telinga luar , telinga tengah , dan koklea telinga dalam.
2. Sensasi
keseimbangan , yang melibatkan asparatus vestibularis telinga dalam.
Sel
reseptor yang terletk di telinga dalam –sel rambut di koklea dan aparatus vestibularis
adalah mekanoreseptor.
Pendengaran
bergantung pada kemampuan teliga mengubah gelombang suara di udara menjadi
deformasi mekanis sel-sel rambut auditorius sehingga memicu sinyal saraf.
Gelombang suara terdiri dari daerah penekanan molekul udara bertekanan tinggi
yang berselang-seling dengan daerah penjarangan bertekanan rendah. Nada suara
ditentukan oleh frekuensi gelombangnya , kekuatan (intensitas) oleh amplitudo
gelombang , dan timbre (warna suara) oleh overtone khasnya.
Gelombang suara
disalurkan melalui saluran telinga luar ke membran timpani , yang bergetar
sinkron dengan gelombang tersebut . Tulang-tulang telinga tengah yang
menjembatani celah antara membran timpani dan telinga dalam memperkuat getaran
membran timpani dan menyalurkannya ke jendela oval , yang getarannya
menimbulkan perambatan gelombang di cairan koklea.
Gelombang ini , yang frekuensinya sama dengan
gelombang suara semula , menyebabkan membran basilaris bergerak. Berbagai
bagian membran ini secara selektif bergetar lebih kuat sebagai respons terhadap
berbagai frekuensi suara. Ujungnya yang kaku dan sempit di dekat jendela oval
bergetar paling baik dengan nada berfrekuensi tinggi , dan uungnya yang lebar
dan fleksibel di dekat helikotremabergetar paling baik dengan nada berfrekuensi
rendah.
Di atas membran
basilaris terdapat sel rambut dalam organ Corti , yang stereosilianya (“rambut”)
menekuk ketika membran tektorium stasioner di atasnya , yang terhadapnya rambut
berkontak.
Diskriminasi
nada bergantung pada bagian membran basilaris yang bergetar maksimal secara
alami pada frekuensi tertentu . Diskriminasi kekuatan bergantung pada amplitudo
getaran. Penekukan rambut di daerah membran basilaris yang bergetar maksimal
ini diubah menjadi sinyal saraf yang ditransmisikan ke korteks pendengaran di lobus temporalis otak untuk persepsi
suara.
Aparatus
vestibularis di telinga dalam terdiri dari :
1. Kanalis
semisirkularis , yang mendeteksi percepatan
atau perlambatan rotasional dalam semua arah .
2. Utrikulus
dan sakulus , yang secara kolektif mendeteksi perubahan laju gerakanan linier
dalam semua arah dan memberi informasi yang penting untuk menentukan posisi
kepala dalam kaitannya dengan gravitasi . Sebagai respons terhadap deformasi
mekanis sel rambut vestibular oleh gerakan spesifik cairan dan
struktur-struktur terkait di dalam organ-organ indera ini terbentuklah sinyal
saraf.
Masukan
vestibular disalurkan ke nukleus vestibularis di batang otak dan ke serebelum
untuk digunakan dalam mempertahankan keseimbangan dan postur , mengontrol gerakan
mata, dan merasakan gerakan dan orientasi.
Rabu, 13 Juli 2016
Kanker Payudara
Kanker
payudara adalah gangguan dalam pertumbuhan sel normal mammae dimana sel
abnormal timbul dari sel – sel normal, berkembang biak dan menginfiltrasi jaringan
limfe dan pembuluh darah.
Proses
terjadinya kanker payudara dan masing-masing etiologi antara lain obesitas,
radiasi, hiperplasia, optik, riwayat keluarga dengan mengkonsumsi zat-zat
karsinogen sehingga merangsang pertumbuhan epitel payudara dan dapat
menyebabkan kanker payudara . Kanker payudara berasal dari jaringan epithelial,
dan paling sering terjadi pada sistem duktal. Mula-mula terjadi hiperplasia
sel-sel dengan perkembangan sel-sel atipik. Sel-sel ini akan berlanjut menjadi
karsinoma in situ dan menginvasi stroma.
Kanker
membutuhkan waktu 7 tahun untuk bertumbuh dari sebuah sel tunggal sampai
menjadi massa yang cukup besar untuk dapat diraba ( kirakira berdiameter 1 cm
). Pada ukuran itu, kira- kira seperempat dari kanker payudara telah
bermetastase. Kebanyakan dari kanker ditemukan jika sudah teraba, biasanya oleh
wanita itu sendiri. Gejala kedua yang paling sering terjadi adalah cairan yang
keluar dari muara duktus satu payudara, dan mungkin berdarah. Jika penyakit
telah berkembang lanjut, dapat pecahnya benjolan-benjolan pada kulit ulserasi
(Price, 2006 ) Karsinoma inflamasi, adalah tumor yang tumbuh dengan cepat
terjadi kirakira 1-2% wanita dengan kanker payudara gejala-gejalanya mirip
dengan infeksi payudara akut. Kulit menjadi merah, panas, edematoda, dan nyeri.
Karsinoma ini menginfasi kulit dan jaringan limfe. Tempat yang paling sering
untuk metastase jauh adalah paru, pleura, dan tulang .
Karsinoma
payudara bermetastase dengan penyebaran langsung kejaringan sekitarnya, dan
juga melalui saluran limfe dan aliran darah. Bedah dapat mendatangkan stress
karena terdapat ancaman terhadap tubuh, integritas dan terhadap jiwa seseorang.
Rasa nyeri sering menyertai upaya tersebut pengalaman operatif di bagi dalam
tiga tahap yaitu preoperatif, intra operatif dan pos operatif. Operasi ini
merupakan stressor kepada tubuh dan memicu respon neuron endokrine respon
terdiri dari system saraf simpati yang bertugas melindungi tubuh dari ancaman
cidera. Bila stress terhadap sistem cukup gawat atau kehilangan banyak darah,
maka mekanisme kompensasi dari tubuh terlalu banyak beban dan syock akan
terjadi. Anestesi tertentu yang di pakai dapat menimbulkan terjadinya syock.
Respon
metabolisme juga terjadi. Karbohidrat dan lemak di metabolisme untuk
memproduksi energi. Protein tubuh pecah untuk menyajikan suplai asam amino yang
di pakai untuk membangun jaringan baru. Intake protein yang di perlukan guna
mengisi kebutuhan protein untuk keperluan penyembuhan dan mengisi kebutuhan
untuk fungsi yang optimal. Kanker payudara tersebut menimbulkan metastase dapat
ke organ yang deket maupun yang jauh antara lain limfogen yang menjalar ke
kelenjar limfe aksilasis dan terjadi benjolan, dari sel epidermis penting
menjadi invasi timbul krusta pada organ pulmo mengakibatkan ekspansi paru tidak
optimal.
Langganan:
Postingan (Atom)