Selamat Datang di Blognya Mahasiswa Kedokteran

Perkenalkan saya Mahasiswa Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara . Saya mulai berada di fakultas ini sejak tahun 2015. Semoga apa yang telah saya bagikan mellaui blog ini dapat bermanfaat bagi kita bersama.

S a k i t

persepsi seseorang bila merasa kesehatannya terganggu. Penyakit adalah proses fisik dan patofisiologis yang sedang berlangsung dan dapat menyebabkan keadaan tubuh atau pikiran menjadi abnormal.

Life Long Learning

Belajar sepanjang hayat adalah suatu konsep, suatu idea, gagasan pokok dalam konsep ini ialah bahwa belajar itu tidak hanya berlangsung di lembaga-lembaga pendidikan formal seseorang masih dapat memperoleh pengetahuan kalau ia mau, setelah ia selesai mengikuti pendidikan di suatu lembaga pendidikan formal.

K E D O K T E R A N

suatu ilmu dan seni yang mempelajari tentang penyakit dan cara-cara penyembuhannya , cabang ilmu kesehatan yang mempelajari tentang cara mempertahankan kesehatan manusia dan mengembalikan manusia pada keadaan sehat dengan memberikan pengobatan pada penyakit dan cedera , ini meliputi pengetahuan tentang sistem tubuh manusia dan penyakit serta pengobatannya, dan penerapan dari pengetahuan tersebut.

S e h a t

Keadaan keseimbangan yang sempurna baik fisik , mental dan sosial , tidak hanya bebas dari penyakit dan kelemahan.

Kamis, 30 Juni 2016

Reaksi Hipersensitivitas



Hipersensitivitas adalah peningkatan reaktivitas atau sensitivitas terhadap antigen yang pernah dipajankan atau dikenal sebelumnya.
1.                   Pembagian Reaksi Hipersenstivitas Menurut Waktu Timbulnya Reaksi
a.       Reaksi cepat
Terjadi dalam hitungan detik , menghilang dalam 2 jam.
b.      Reaksi intermediet
Terjadi setelah beberapa jam dan menghilang dalam 24 jam.
Manifestasi : (i)reaksi transfusi darah , eritroblastosis fetalis dan anemia hemolitik auto imun (ii) reaksi arthus lokal dan reaksi sitemik
c.       Reaksi lambat
Terlihat sampai sekitar 48 jam setelah terjadi pajanan dengan antigen yang terjadi oleh aktivasi oleh sel Th.

2.                   Pembagian Reaksi Hipersensitivitas Menurut Gell dan Coombs
Tipe
Manifestasi
Mekanisme
I
Reaksi Hipersensitivitas cepat
Biasanya IgE
II
Antibodi terhadap sel
IgG atau IgM
III
Kompleks Antibodi Antigen
IgG  atau IgM
IV
Reaksi hipersensitivitas lambat
Sel T yang disensitasi

Tipe I             :
Ikatan silang antara antigen dan IgE yang diikat sel mast dan basofil melepas mediator vasoaktif. Manifestasi khasnya anafilaksis sistemik dan lokal seperti rinitis , asma , urtikaria, alergi makanan dan ekzem.
Urutan kejadian tipe I adalah :
1.       Fase sensitisasi : waktu yang dibutuhkan untuk pembentukan IgE sampai diikatnya oleh reseptor spesifik pada permukaan sel mast dan basofil.
2.       Fase aktivasi : waktu selama terjadi pajanan ulang dengan antigen yang spesifik, sel mast melepaskan isinya yang berisikan granul yang menimbulkan reaksi.
3.       Fase Efektor : waktu terjadi respon yang kompleks (anafilaksis) sebagai efek bahan-bahan yang dilepas sel mast dengan aktivitas farmakologik

Tipe II            :
Antibodi terhadap antigen permukaan sel menimbulkan destruksi sel dengan bantuan komplemen atau ADCC. Manifestasi khasnya adalah reaksi transfusi , eritriblastosis fetalis , anemia hemolitik autoimun.

Tipe III          :
Kompleks antigen-antibodi  mengaktifkan komplemen dan respons inflamasi melalui infiltrasi masih neutrofil. Manifestasi khasnya reaksi lokal dan sistemik.
-          Lokal , timbul pada kulit jika antigen dosis rendah dan komplek imun terbentuk secara lokal . Antibodi IgG terlibat dan hasil aktivasi komplemen menyebabkan aktivasi sel mast dan neutrofil , pelepasan mediator dan peningkatan permeabilitas pembuluh darah , terjadi dalam waktu 12 jam.
-          Sistemik , contohnya penyakit glomerulonefritis pasca streptokokus akut yang onsetnya muncul beberapa minggu sesudah infeksi streptokokus hemolitik-β grup A terutama pada kulit dan sering terjadi pada infeksi karena streptokokus tipe nefritogenik.

Tipe IV          :
Sel Th1 yang disensitasi melepas sitokin yang mengaktifkan makrofag atau sel Tc yang berperan dalam kerusakan jaringan . Sel Th2 dan Tc menimbulkan respons sama. Manifestasi khasnya dermattis kontak , lesi tuberkulosis dari penolakan tandur.

Tipe
Jones-Mote
Kontak
Tuberkulin
Granuloma
Waktu reaksi
24 jam
48 jam
48 jam
4 minggu
Bentuk klinis
Pembengkakan kulit
Eksema
Indurasi lokal, bengkak, panas
Indurasi kulit
Gambaran histologis
Basofil, limfosit, sel mononuklear
Sel mononuklear, edema, epidermis menimbul
Sel mononuklear, limfosit, monosit, makrofag menurun
Sel epiteloid, granulosis, sel datia. Makrofag, fibrosis, nekrosis
Antigen
Ag intradermal (Ovalbumin)
Epidermal (nikel, karet, dsb)
Dermal, tuberkulin, mikobakteria, leishmania
Ag atau kompleks Ag-Ab dalam makrofag persisten


0 komentar:

Posting Komentar